Kamis, 20 Mei 2010

pengorbanan altar cinta

Kecerdasan, Fisik, dan Kesabaran mungkin ketiga hal ini hanya satu diantara sekian pengorbanan yang harus dipertaruhkan didepan altar cinta yang menyakitkan. Dan itulah yang pernah ku alami selama kurang lebih 2 bulan lamanya. Berawal dari tanggal 17 Februari 2010 aku menerima cinta seorang lelaki yang sebenarnya belum begitu ku sukai. Namun setelah sekian lama sendiri, kehadirannya dihidupku membuatku merasa bahagia. Kebersamaan itu membuatku terjerat dalam cinta yang seharusnya tak pernah ada, cinta yang akan melukaiku nantinya. Sore itu, Aguz bertandang kekozt ku dengan seukir senyum manis yang pasti membuat semua gadis terkagum-kagum akan pesonanya, gayanya yang keren pasti meluluh lantakan setiap hati yang melihatnya, namun tidak denganku. Aku mengaguminya dari semua hal yang ia punya baik kekurangannya maupun kelebihannya. Perubahan hubungan dari sahabat itu membuatku agak risih, namun ia menyakinkanku bahwa dia memang benar-benar mencintaiku, dan hal itu pulalah yang membuatku yakin untuk menjalin hubungan itu. Kami melewatkan waktu dengan bercerita tentang perasaan kami masing-masing, tak terasa hari telah menjelang malam, Agus pamit untuk pulang. Malamnya Yani memintaku untuk mengantarkannya menemui kekasihnya disebuah pantai, aku mengajak Aguz ikut serta denganku, tau sendirikan kalau jadi obat nyamuk itu paling membosankan dari semua pekerjaan?? Ketika Aguz datang, ia merangkul tubuh mungilku. Kami menelusuri pantai yang terlihat terang oleh sinar rembulan, ini pertama kalinya dia memanggilku sayang?!! Hem....malam itu kebahagiaan serasa milik kami berdua, tak ada yang mampu aku lukiskan untuk mewakili isi hatiku saat itu. Setelah putus dengan Ariel baru kali ini aku merasakan kebahagiaan seperti ini. Aguz sesosok lelaki yang mampu kujadikan sahabat sekaligus pacar untukku, dia mengerti dengan baik segala inginku, sungguh aku sudah terjerat oleh cinta itu. Sejak saat itu keinginanku untuk mendua hilang, tak seperti mantan-mantaku dulu yang selalu aku duakan,,,atau bahkan limakan...Upz....sory!!!! senyumnya terukir jelas dihatiku, mengalir disetiap detik nafasku...sungguh aku tak ingin jauh darinya walau hanya sekejap saja, aku mengagumi setiap hal darinya entah itu kelebihannya ataupun kekurangannya. Sejak saat itu tubuhku secara direngkuh oleh sayap-sayap cinta yang tanpa aku sadari, bahwa dibalik sayap-sayap itu terdapat pedang-pedang kepedihan yang bisa kapan saja mengiris hati ini. Aguz juga menunjukkan hal yang sama seperti yang aku rasakan, kami melewati hari dengan kegembiraan, hal yang selalu ku ingat ketika ia mencium lembut keningku, ku rasakan tulusnya cinta itu bersamanya, tapi kebahagiaan itu ternyata tak berlangsung lama, ya.....tak berlangsung lama. Aguz kian hari mulai berubah, ia lebih cuek dari yang bisa aku bayangkan...ia tak semanis yang dulu, tak sebaik yang aku kenal. Dia tak pernah memberi kabar kepadaku, tak pernah berniat menemuiku, tak pernah merindukan hadirku,,,yea setidaknya itulah yang ku pikirkan saat ini. Hari-hari ku lalui sendiri, dan terus berharap ia menghubungiku. Tapi itu tak pernah terjadi,,,sampai akhirnya aku memberanikan diri bertanya padanya, menelponnya dan berusaha mencari tau tentangnya. Namun iya hanya menjawab “Aku ga kenapa, aku kangen ma kamu bebh...”,...hanya itu..dan itu..sungguh pikiranku dan hatiku kacau antara percaya dan tidak, nyatanya memang Aguz telah berubah....tapi hatiku tidak!!!!!aku terus berusaha bersabar dan bersabar, mungkin ini adalah ujian dari-Nya agar aku menjadi lebih dewasa. Aku yakin dia masih menyayangiku seperti dulu, seperti pertama ia mengungkapkan semua perasaannya kepadaku, aku lebih percaya pada Aguz ketimbang hatiku sendiri yang terus berkata bahwa ia telah berubah. Bagiku ia masih Aguz yang dulu, Aguz yang selalu membuatku tersenyum, Aguz yang selalu membuatku merasa bahagia bersamanya. Pada sutu hari Yani memintaku untuk mengantarnya ke Warnet, setelah pulang dari Warnet, Yani menemui kekasihnya Nanda. Nanda memperkenalkanku kepada seorang temannya, namanya Ariz. Nanda menyuruhku menemani Ariz, dan ia pergi bersama Yani. Tetapi tiba-tiba Andra melihatku dengan Ariz,,kemudian akhirnya dia mengadu kepada Aguz. Malam itu aku bertemu Aguz disebuah tempat makan, ia menanyaiku soal Ariz. Aku melihat raut ketidak percayaan dimukanya, namun aku berusaha meyakinkannya bahwa aku hanya mencintainya dan akan tetap mencintainya sampai kapanpun juga. Tetapi dibalik semua itu, hatiku terasa sedikit lega, karena ku tau Aguz masih peduli terhadapku. Tetapi hal itu tak berlangsung lama, ia kembali tak peduli dengan semua yang kulakukan. Sampai pada suatu hari ia memintaku kerumahnya untuk mengantarkan makanan untuknya, hari itu aku berpikir bahwa inilah saatnya untuk menunjukan perhatianku padanya. Sesampainya aku disana Aguz menyambutku dengan lembut, pelukan lembut yang sudah sekian lama tak kurasakan lagi. Kemudian kami makan bersama di tempatnya, sungguh hatiku bergetar melihatnya tersenyum manis lagi, matanya yang indah membuatku terpesona. Setelah kejadian itu, Aguz kembali ke sifatnya yang cuek. Tanpa peduli bagaimana perasaanku, sampai pada akhirnya aku mengetahui bahwa ia menyukai seorang gadis yang dulu adalah mantan kekasihnya, sebut saja dia Ary. Wanita yang menurutku jauh lebih sempurna dibandingku, jauh lebih bisa membuat seorang Aguz bahagia. Aku terus bersabar menghadapi tingkah Aguz, namun aku tak bisa berbohong bahwa aku terluka, aku mulai berbicara tentang Ary kepada Aguz, aku berusaha agar Aguz mau jujur tentang keberadaan Ary. Namun Aguz masih bungkam, ia tak mau bercerita apa-apa. Akhirnya aku berusaha sendiri mencari tau tentang Ary, ternyata Ary sangat mencintai Aguz, begitu pula Aguz. Jadi selama ini aku hanyalah pelarian cinta Aguz kepada Ary. Hatiku terisak, sungguh aku tak pernah menyangka hal ini akan terjadi padaku, kepada cintaku yang tulus, dan kepada penantianku terhadapnya yang hanya sia-sia. Sejak kejadian itu, aku berusaha melupakan sosok Aguz didalam hidupku, namun ia selalu hadir dan pergi semau dia. Tak sadarkah ia dengan hal itu ia lebih melukaiku????tak sadarkah ia dengan keegoisannya itu, ia telah meluluh lantakan hatiku??? Diri ini memang jauh dari kata sempurna, Wajah, Fisik, dan Kecerdasanku Semuanya terbatas. Tetapi bukan berarti dengan keterbatasanku ini, Kau bisa menyakitiku hingga aku merasaputus asa. Aku tak sanggup lagi menahan semua ini, Tuhan……….. Mengapa Kau pertemukan aku dengan dia, Jika kini pertemuan itu membuatku tersiksa? Mengapa Kau hadirkan dia di kehidupanku, Jika kini hidupku menjadi hancur karenanya? Mengapa Kau hadirkan senyumnya di hadapanku, Jika kini aku tak mampu melupakan senyumannya itu? Walaupun dia telah melukai aku????Kini aku tersiksa….. Karena aku tak mampu menghapus bayangnya di benakku, Aku harus bagaimana ???Di saat aku membutuhkanmu Kamu pergi, Di saat aku mengharapkanmu, Untuk ada di sampingku, Kamu menghilang, Di saat diri ini lemah dan terluka Kau tak pernah ada, Inikah balasanmu padaku, Yang selalu ada untukmu, Di saat kau membutuhkan aku, Inilah balasanmu untukku. Yang tak pernah letih mencintaimu? Walaupun kau terus menerus menorehkan luka di hatiku, Inikah balasanmu terhadap ku yang selalu mengalah, Melawan keegoisanmu? Aku yang berharap, Kau dapat menjaga hati ini, Agar tak berujuang rapuh, Malah kau tancapkan panah kepedihan, Yang akhirnya hati ini, Menjadi lumpuh. *** Aku berusha tetap tegar menghadapi perlakuan Aguz terhadapku, hingga akhirnya aku bertemu Lucky. Lucky memberikanku semangat untuk terus tersenyum, tetapi ternyata dibalik perhatiannya itu Lucky menaruh perasaan terhadapku, perasaan yang lebih dari hanya sekedar teman biasa. Dan akhirnya aku mencoba menerima kehadiran Lucky di sampingku, aku berharap bisa melupakan Aguz dengan kehadiran Lucky, tapi aku salah. Aku tak bisa sedikitpun melupakan Aguz, tak pernah sedetikpun. Aguz terus mengusik kehidupanku, ia tak pernah melepaskanku dari ikatannya. Sampai akhirnya ia menghancurkan hubunganku dengan Lucky. Aku takpernah tau apa maksud Aguz melakukan hal itu, yang aku tau dia egois, dia hanya memikirkan kebahagiaannya sendiri, ia membiarkan aku terluka dan terluka, sementara ia sibuk dengan Ary. Rasa cintaku yang teramat besar untuknya, membuatku terus berusaha bertahan, dan mengalah, sampai pada suatu hari Ary mengetahui bahwa aku memiliki hubungan dengan Aguz dari sepupuku. Tanpa peduli dengan perasaanku, Aguz memintaku menjelaskan kepada Ary bahwa kami tak pernah ada hubungan apa-apa. Sungguh ......aku ingin menangis sekuat yang aku bisa, berteriak sekencang-kencangnya bahwa aku telah putus asa, aku tak sanggup menahan semua beban ini lagi, semua hal yang membuatku terluka. Aguz memarahiku, ia menuduhku merusak kehidupannya, aku berpikir siapa yang merusak dia atau aku??? Ia terus berusaha merayuku untuk mengatakan kepada Ary bahwa kamitak pernah ada apa-apa. Entah mengapa hawa malam ini begitu panas kurasakan, padahal di luar hujan turun dengan derasnya. Mungkin ini disebabkan karena hatiku yang tak pernah bisa tenang. Hatiku remuk redam tertimpa batu cobaan yang begitu berat. Aku tak pernah mengerti mengapa hidupku seperti ini, cobaan demi cobaan sepertinya tak pernah berhenti menerpa hidupku. Tapi aku, bisa menerimanya dengan ikhlas kecuali cobaan yang aku terima kali ini. Ternyata cinta mampu meluluhkan hatiku, akhirnya aku bersedia menjelaskan kepada Ary bahwa aku tak pernah berhubungan dengan Aguz, aku merelakan mereka berdua, aku iklas, aku tak mau terjebak dalam cinta buta ini lagi, semuanya sudah ku pertaruhkan didepan altar cintaku untuknya, cinta, ketulusan, dan penantian. Sejak saat itu aku memilih jalanku sendiri, aku ingin melupakan Aguz, setidaknya jika aku tak bisa melupakannya aku ingin bisa menjadikannya kenangan, tanpa harus ku ungkit-ungkit lagi. Aku meminta Aguz untuk melepaskan aku, ia berjanji tak akan pernah lagi mengusik kehidupanku, ia mengucapkan terima kasih padaku untuk semua hal yang telah aku lakukan. Sungguh baru kali ini Aguz pernah mengucapkan terima kasih padaku.